Suku Jawa di Suriname menjadi sebuah fenomena sudah banyak orang ketahui. Namun, belum banyak yang tahu tentang bagaimana hingga suku yang ada di Indonesia ini bisa berada di luar negara kita bahkan hingga sudah beda benua yang sangat jauh.
Ini merupakan sebuah sejarah panjang di masa lalu yang erat kaitannya dengan aksi penjajahan. Bahkan di negara Suriname ini justru kental budayanya mengikuti jawa dari mulai orang hingga bahasa yang dipakai sehari hari.
Fakta Asal Usul Suku Jawa di Suriname yang Menarik Diketahui
Menjadi sebuah bagian dari benua Amerika namun, justru banyak dikuasai oleh penduduk pribumi. Tentu memiliki sejarah yang tidak singkat hingga pada akhirnya sekarang jadi lokasi yang banyak dipertanyakan kenapa bisa orang Suku Jawa tinggal dan banyak hidup disini.
Walau bukan merupakan negara besar tetapi memiliki sederet sejarah asal usul berdiri tidak kalah menarik. Karena bagaimana tidak suku asli Indonesia itu banyak ditemukan di beda benua bahkan letaknya di Amerika oleh karena itu ketahui bagaimana Suku Jawa di Suriname.
1. Asal Usul Berdirinya
Telah menjadi sebuah negara dikenal sejak abad ke-15, dan sebelumnya dihuni oleh suku Indian. Karena letak negara ini berada di benua Amerika khususnya pada bagian Amerika Selatan. Hingga pada awalnya ini bukan dikenal Suriname tetap sebagai Guyana.
Disini orang suku Indian hidup dengan menggantungkan mata pencaharian sebagai pengembara dan petani. Hingga pernah ada suku Eropa yang menetap di Tahun 1650 tetapi tidak lama bertahan setelah itu pergi begitu saja.
Suku Jawa di Suriname pada mulanya ada jauh sebelum itu terdapat perebutan wilayah Guyana ini oleh bangsa Eropa. Diantaranya yang datang mencoba untuk menjajah negara ini adalah Inggris pasukan dikirimkan oleh Gubernur Barbados.
Namun, tidak lama setelah itu bangsa Belanda juga mulai ingin menginvasi beberapa wilayah seperti permukiman Willoughby. Dengan itu Belanda juga sempat kehilangan koloninya yang ada di Amerika Utara sehingga perkebunan yang ada disini menjadi terancam.
Saat itu Gubernur Suriname tidak tinggal diam beserta masyarakatnya yang melakukan pemberontakan di Tahun 1688. Jauh sebelum Suku Jawa di Suriname, dilakukan pemberontakan untuk melindungi perkebunan akan tetap sang Gubernur Sommelsdijk justru terbunuh.
Hingga dalam melakukan perkebunan itu menggunakan atau memperbudak orang Afrika. Dengan jumlah lebih besar dibandingkan orang Eropa itu sendiri menguasai sehingga perlakuan diterima juga tidak baik. Sampai membuat para budak ini melarikan diri ke arah hutan atau disebut sebagai pengungsian Maroon.
2. Perbudakan Terjadi Besar Besaran
Trend perbudakan di negara ini tentu tidak lepas dari adanya Perkebunan yang kaya akan sumbernya. Seperti Perkebunan kopi, tebu, coklat, hingga pertambangan bauksit. Yang tentu Belanda dan bangsa Eropa menjajah membutuhkan orang-orang untuk mengurusnya.
Suka Jawa di Suriname hadir ketika bangsa Eropa dan Belanda disini sempat melakukan migrasi para budak dari benua lain. Para buruh ini ditugaskan untuk bekerja di Perkebunan tersebut. Ada dari suku Tionghoa, Indonesia, bahkan orang Belanda itu sendiri.
Namun, seiringnya dengan ada Revolusi Prancis Tahun 1789 lalu perbudakan disini akhirnya dihapuskan. Setelah itu dikuasai oleh Inggris 1799 tidak lama setelah itu. Dengan ini derajat para budak menjadi naik disebut sebagai buruh di pemerintahan Belanda 1863.
Belanda juga menjadi negara Eropa telah menghapus perbudakan di Suriname yang terakhir. Suku Jawa di Suriname akhirnya muncul karena perburuhan tadi setelah buruh buruh lainnya memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut dan berakhir orang Jawa dari Indonesia menetap disana.
3. Adanya Orang Indonesia Menetap
Pada sebelumnya buruh-buruh dipekerjakan oleh Belanda juga didominasi orang Indian. Tetapi setelah itu pada Tahun 1940 an orang kolonial Belanda yaitu Indonesia yang berjumlah hingga 33 ribu orang dipindah ke negara ini untuk menjadi buruh menggantikan Indian.
Bahkan pengiriman para buruh ini masih dilakukan hingga Tahun 1939. Dan orang Indonesia yang banyak dikirim oleh Belanda kesana adalah orang Suku Jawa di Suriname seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Jawa Barat.
Hingga pada suatu waktu terjadi gelombang repatriasi dimana orang-orang atau buruh yang berasal dari berbagai negara kembali ke asalnya. Orang Indonesia sendiri khususnya Suku Jawa tidak semua berpindah atau kembali banyak yang menetap dan tinggal disana.
Tidak hanya sebagai pegawai seiring berjalannya waktu mereka menjadi pejabat hingga anggota DPR. Hingga memiliki keturunan dan menjadi warga tetap disana hingga saat ini. Oleh karena itu bahasa Jawa masih melekat dan digunakan disana bahkan budayanya.
Meski demikian bahasa nasional tetap memakai Belanda. Walau mereka Suku Jawa tetapi mereka tidak mengetahui asal usulnya karena Belanda mengganti nama aslinya.
Hingga kini pada negara ini dikuasai oleh warga dari berbagai bangsa Indian, Hindustan, hingga dari Indonesia. Mereka telah menjadi warga dengan budaya bahasa jawa masih khas membuat Suku Jawa di Suriname serasa ada Indonesia di benua lain.