Indonesia memperkuat kehadirannya untuk memerangi kejahatan transnasional di perbatasan Singapura

kejahatan transnasional di perbatasan Singapura

Komandan Militer Indonesia (Panglima TNI) Panglima Udara Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengunjungi Pulau Nipa, yang terletak di dekat Singapura, pada hari Sabtu ketika kedua lembaga sepakat untuk memperkuat pemantauan wilayah perbatasan antara kedua negara.

Mereka mengatakan bahwa pemantauan yang ditingkatkan itu sangat diperlukan untuk mencegah penjahat transnasional melanggar batas wilayah Indonesia.

“Yang paling penting sekarang adalah bagaimana cara untuk meningkatkan peralatan kami seperti radar dan kamera pengintai jarak jauh untuk memastikan bahwa kami dapat mengidentifikasi kapal yang melintasi wilayah kami,” kata Hadi saat berada di pulau itu, yang terletak sekitar 7,7 kilometer di sebelah barat Singapura.

Setelah pekerjaan reklamasi pada tahun 2004, luas pulau itu diperluas menjadi 60 hektar dari hanya beberapa hektar sebelum nya.

Pulau ini memiliki lokasi yang strategis karena terletak di jalur laut internasional, kata Hadi, ia juga menambahkan bahwa di perlukan peralatan pemantauan yang memadai untuk membantu mencegah kejahatan transnasional seperti perdagangan narkoba dan penyelundupan minuman keras.

Hadi mengatakan bahwa dia ingin memasang perangkat yang dapat mengidentifikasi sistem identifikasi otomatis (AIS) sehingga pihak berwenang dapat mendeteksi apakah awak kapal telah mematikan AIS mereka saat berada di perairan Indonesia.

Komandan militer juga telah mempertimbangkan apakah akan meningkatkan kehadiran militer dari 30 personel yang saat ini dikerahkan. “Untuk saat ini, kami masih fokus pada teknologi,” kata nya. Sementara itu Tito menginstruksikan petugas polisi di pulau itu untuk sepenuh nya mendukung pekerjaan TNI untuk memastikan keamanan wilayah negara.

“Kami menyadari kami memiliki sumber daya yang terbatas, sementara TNI memiliki banyak sumber daya seperti perahu dan drone. Karena nya diperlukan kerja sama antara kedua institusi untuk mencegah kejahatan lintas negara, ”kata Tito.

Share the Post:

Postingan Lainnya